Umayyad Mosque, Damascus, Syria
Also known as the Great Mosque of Damascus or formerly the Basilica of Saint John the Baptist, located in the old city of Damascus, is one of the largest and oldest mosques in the world.
Chichen Itza, Yucatan, Mexico
Is a large pre-Columbian city built by the Maya civilization. The archaeological site is located in the municipality of Tinum, in the Mexican state of Yucatán.
Sultan Ahmed Mosque, Istanbul, Turkey
Is an historic mosque in Istanbul. The mosque is popularly known as the Blue Mosque for the blue tiles adorning the walls of its interior.It was built from 1609 to 1616, during the rule of Ahmed I.
Brandenburg Gate, Berlin, Germany
is a former city gate, rebuilt in the late 18th century as a neoclassical triumphal arch, and now one of the most well-known landmarks of Germany.It was built by Carl Gotthard Langhans from 1788 to 1791.
Borobudur Temple, Central Java, Indonesia
Is a 9th-century Mahayana Buddhist Temple. The monument consists of six square platforms topped by three circular platforms, and is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues.
Rabu, 25 Juli 2012
Puasa di Jepang: Hormati yang Tidak Puasa !
Senin, 23 Juli 2012
Sang Bajak Laut yang Melegenda Black Beard
Awalnya ia dikenal sebagai Edward Teach atau Edward Thatch, yang mungkin itu adalah nama aslinya, Blackbeard kemungkinan besar lahir di Bristol, Inggris. Blackbeard menjadi bajak laut setelah menjabat sebagai privateer Inggris selama Perang Ratu Anne (Perang Suksesi Spanyol 1701-1713).
Awal Karir
Setelah perang teach bergabung dengan bajak laut Benjamin Horingold sebagai awak kapal sebuah sekoci Jamaika. Horingold memberikan perintah kepada blackbeard untuk menangkap sebuah kapal pada tahun 1716 sampai pada pertengahan tahun 1717, mereka berdua menjadi pasangn yang ditakuti diantara musuh-musuhnya.
Dan di sini cerita sebenarnya dimulai.Pada bulan November 1717 Blackbeard dan Hornigold mengambil 26 senjata Prancis Merchantmen disebut Concorde. Selanjutnya Hornigold menerima penawaran Kerajaan berupa pengampunan dan pensiun, meninggalkan Blackbeard yang menolak amnesti. dan bergabung kapal Concorde, ia menaikan sampai 40 senjata dan mengganti nama kapalnya menjadi Queen Anne's Revenge.
Puncak Kesuksesan
Tak lama kemudian, Queen Anne menemui kapal bajak laut 10-gun, kapal bajak laut Revenge, diperintah oleh Stede Bonnet, "The Gentleman Pirate." Tidak butuh waktu lama bagi bajak laut Blackbeard untuk menjadi kapten kapal bajak laut Revenge dan membawa Bonnet ke Queen Anne sebagai "tamu,". Antara 1717 dan 1718 dua kapal tersebut merebut banyak kapal dan termasuk dua kapal memutuskan untuk tetap bagian dari armada blacbeard.
Dengan empat kapal dan 300 bajak laut Blackbeard berada di puncak karirnya, berlayar dan memblokade Charleston, South Carolina. Merebut banyak kapal dagang dan menghentikan semua lalu lintas laut lainnya, salah satu kapal yang dirampas adalah kapal terkemuka Charleston yang didalamnya terdapat anak-anak. Blackbeard meminta tebusan untuk para sandera itu bukan emas atau perak tetapi lemari obat. Namun utusan Blackbeard yang dikirim ke darat malah berpesta minum-minum dalam waktu yang lama sehingga Blackbeard hampir mengeksekusi para sandera sebagai tenggat waktu yang sudah habis. Untungnya pesan itu disampaikan dan tebusan diterima sebelum kru Blackbeard's menyelesaikan persiapan untuk menggantung sandra. sebelum dilepaskan para sandera di rebut dan di ambil perhiasannya
Blackbeard menuju Beaufort Inlet di mana ia kapalnya terdampar dengan sebuah kapal yang lebih kecil. sebagian besar anak buahnya meninggalkan kapal, Blackbeard naik satu kapal kecil dengan semua harta dan dengan anggotanya yang paling setia kemudian mulai berlayar ke Bath, North Carolina di mana ia menerima pengampunan dan seharusnya pensiun dari pembajakan. Namun ia terus melakukan beberapa penjarahan.
Kejatuhan BlackBeard
Cemas atas dekatnya Blackbeard's ke Virginia, Gubernur Alexander Spotswood dari Virginia menyewa dua kapal-kapal kecil yang dipimpin oleh Letnan Robert Maynard untuk memburu dan menghancurkan Blackbeard dengan bayaran 100 pound. Maynard akhirnya melacak keberadaan Blackbeard di sebuah teluk kecil di bagian dalam OcracokeIsland. Dengan angin rendah diperlukan kapal-kapal kecil untuk mencapai Blackbeard, kapal pertama melakukan serangan secara tiba-tiba. Blackbeard mencoba melarikan diri namun kapal Maynard berhasil merusak tali-temali mereka, memaksa kapal Blackbeard's ke darat. dia bersembunyi di dalam palka, Maynard berhenti di kapal Blackbeard dan setelah melihat kapal kosong yang seharusnya bisa dinaiki oleh 10 orang. anak buah Maynard menemukan blackbeard dan terjadi perkelahian. Dikatakan bahwa Blackbeard ditembak 5 kali dan ditikam lebih dari 20 kali sebelum ia tewas dalam pertempuran. Maynard menang menggantung kepala Blackbeard untuk mendapatkan upahnya.
Kamis, 19 Juli 2012
Mengenal NILOMETER Pengukur Tinggi Air Nil Sejak Jaman Fira'un
Nabi Yusuf mendap atkan mimpi tentang bakal terjadinya tujuh tahun masa kemakmuran di Mesir yang akan diikuti dengan tujuh tahun masa paceklik. Dengan informasi langit itu, Yusuf yang akhirnya diangkat oleh Firaun menjadi pejabat tinggi bisa mengelakkan Mesir dari bencana kelaparan.
Kemakmuran Mesir sangat bergantung pada Sungai Nil yang luapan airnya di musim banjir menjadi sumber air utama bagi lahan-pahan pertanian di sekitar. Sebenarnya, tanpa perlu mengandalkan sumber informasi nubuat, untuk mengetahui apakah besok bakal makmur atau paceklik rakyat Mesir bisa mengandalkan alat pengukur ketinggian air Sungai Nil yang diberi nama Nilometer.
Nilometer atau al-Miqyas dalam bahasa Arab, adalah situs sejarah unik dan tertua warisan masa lalu Mesir yang terletak di ujung selatan Pulau Rawdah, Kairo, Mesir. Pengukuran ketinggian air Nil dengan Nilometer terus dilakukan dari masa lampau hingga era modern. Nilometer telah mengukur kadar air Sungai Nil lebih dari 5.000 tahun. Selama 13 abad ini, catatan mengenai ketinggian air Sungai Nil terdata dengan rapi yang membuat Nilometer dikenal sebagai perangkat pengukuran air yang sangat baik dalam sejarah.
Alat ini dibangun sejak periode para Firaun menegakkan piramida, bahkan diyakini sudah ada sejak sebelum masa Nabi Yusuf. Dinasti Umayyah di bawah pimpinan Sulaiman Abdul Malik membangun kembali Nilometer di Pulau Rawdah, pulau di tengah Sungai Nil sepanjang tiga kilometer, sekitar tahun 715 M.
Tahun 815 M, Nilometer direnovasi oleh khalifah al-Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah, akan tetapi hancur diterjang banjir 35 tahun kemudian.
Nilometer yang masih berdiri hingga saat ini di Pulau Rawdah merupakan rancangan Abdul Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir alFarghani, ilmuwan Muslim yang berasal dari Ferghana, Turkistan Barat.
Dunia Barat lebih mengenalnya sebagai Alfraganus sang astronom. Pembangunan Nilometer tahun 861 M di Pulau Rawdah itu atas perintah khalifah al-Mutawakkil dari Dinasti Abbasiyah.
Pascabanjir, renovasi Nilometer dilakukan pada tahun 870 M oleh Ibnu Tulun sang pendiri Dinasti Thulun dan pada 1092 M oleh khalifah alMustansir dari Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syiah. Bentuk Nilometer yang kita jumpai sekarang sebagian besar masih dalam wujudnya yang orisinal, kecuali atap kerucut kayu (kubah di bagian dalam) yang merupakan renovasi modern Nilometer yang hancur akibat ledakan saat Prancis menduduki negeri itu tahun 1825 M. Para insinyur Prancis mengetahui bahwa atap Nilometer yang asli berbentuk kubah, namun bentuk atap kerucut hasil coretan seorang pengembara dari Denmark akhirnya dipilih sebagai penghias Nilometer, Dinding Nilometer dihiasi kaligrafi khufi, selain tulisan biasa yang menceritakan mengenai peran khalifah alMutawakkil dalam pembangunannya, juga ada ayat-ayat Alquran yang meriwayatkan mengenai air, tanaman, dan kemakmuran. Hiasan kaligrafi tersebut ditulis di atas marmer putih berpadukan warna biru untuk menimbulkan kesan kontras yang kuat.
Ibnu Tulun yang masa pemerintahanya telah banyak menyumbang berbagai bangunan berarsitektur indah di Mesir tak ketinggalan ikut menjamah Nilometer. Di atas kaligrafi mengenai Mutawakkil, dia menambahkan dekorasi dinding Nilometer dengan ayat Alquran yang diambil dari surah Qaf ayat 9 dan surah alHaaj ayat 63. Sebagian ahli sejarah menduga tindakan Ibn Thulun itu disengaja untuk menutupi tulisan yang memuji al-Mutawakkil.
Nilometer di Kairo adalah instrumen canggih zaman Firaun dan Romawi seperti juga Nilometer yang berada di Pulau Elephantine, Aswan.
Nilometer Kairo terdiri atas sebuah lubang besar yang membentang di bawah permukaan air Sungai Nil.
Lubang tersebut terhubung dengan Sungai Nil oleh tiga terowongan pada ketinggian yang berbeda-beda. Terdapat 45 tangga dalam terowongan dengan lebar masing-masing 24 cm.
Fungsi tangga-tangga tersebut untuk mengukur ketinggian air Sungai Nil.
Di tengah-tengah lubang terdapat kolom marmer segi delapan yang disebut Corinthian Capital. Bagian atas Corinthian Capital ditutup oleh balok kayu. Untuk mengukur tingkat air, Corinthian Capital dibagi menjadi 19 hasta. Satu hasta sama dengan 50 centimeter atau setengah meter. Dengan demikian, Corinthian Capital dapat mengukur kadar air Sungai Nil hingga 9,5 meter. Banjir yang pernah diukur oleh Nilometer mencapai 16 hasta atau sekitar delapan meter.
Tinggi permukaan yang aman atau mencukupi adalah 14 hasta, yang berarti warga Mesir akan mengalami kebahagiaan hidup. Jika tinggi permukaan air Sungai Nil Kurang dari 14 hasta maka dapat diperkirakan Mesir akan mengalami kekeringan atau kelaparan. Sementara, ketinggian air lebih dari 16 hasta berarti bencana banjir besar.
Distribusi air Pengukuran banjir dengan Nilo meter menjadi hal yang penting bagi para penguasa, khalifah, dan masyarakat umum Mesir. Selama bulanbulan di musim panas, Nilometer Kairo digunakan untuk mengatur distribusi air serta untuk menghitung pungutan dari pajak yang dibayar sebagai upeti oleh Mesir kepada para khalifah.
Karena pentingnya dalam menentukan kemakmuran daerah, Nilometer Kairo menjadi bintang dalam Festival Pembukaan Terusan Fath alKhalij pada abad pertengahan yang berlangsung selama beberapa hari.
Terusan Khalij dibuka ketika tingkat air Sungai Nil yang diukur Nilometer mencapai 16 hasta. Ketika ketinggian air mencapai 16 hasta, banjir musim panas dari Sungai Nil digunakan untuk mengisi kanal. Selama festival, berbagai kapal akan menghiasi permukaan sungai.
Festival itu disebut-sebut sebagai festival Kairo yang paling spektakuler.
Namun, festival tersebut bukan perayaan tahunan. Ketika permukaan air Sungai Nil tidak mencapai 16 hasta, perayaan dibatalkan, dan diganti dengan doa dan puasa bersama yang diharapkan dapat menangkal kekeringan dan kelaparan. Catatan lengkap ketinggian air Sungai Nil dari Nilometer inilah yang membuatnya unik dan menjadi bahan penelitian berbagai ilmuwan sejak awal abad ke-20.
Data yang dikumpulkan dari Sungai Nil telah memacu pengembangan seluruh bidang matematika bersaman dengan bidang statistik yang berkaitan dengan memori masa lampau.
Ahli hidrologi Mesir Omar Toussoun yang telah mengumpulkan data ketinggian air Sungai Nil dari tahun 611 sampai 1921 mengatakan, terdapat suatu kurun waktu yang luar biasa dari sejarah kadar air minimum dan maksimum Sungai Nil. Lalu, ahli statistik dari Imperial College, London, Brandon J Whitcher, mempelajari variasi permukaan air Sungai Nil dari tahun 622 M hingga 1284 M.
Merekonstruksi Sejarah Cuaca
Salah satu cara untuk mengantisipasi peruba han iklim di masa depan adalah dengan memahami catatan masa lalu. Ilmuwan yang mempelajari perubahan iklim selama ini mengandalkan data iklim masa lalu yang dikumpulkan dari lapisan es di Greenland dan Antartika. Namun, catatan Nilometer juga bisa membantu ilmuwan untuk memprediksi perubahan iklim.
Dua peneliti dari Massachusetts Institute of Technology Elfatih AB Eltahir and Guiling Wang pada 1999 mempelajari sejarah tingkat air Sungai Nil. Keduanya menemukan hubungan yang kuat antara tingkat air Sungai Nil dan fenomena cuaca El Nino.
Menggunakan catatan Nilometer sampai tahun 622 M, mereka merekonstruksi sejarah El Nino sampai 1.300 tahun lampau. Ternyata, frekuensi El Nino pada 1990-an sangat melebihi apa yang terjadi di masa lalu. Pada periode tahun 700 hingga 1000 M, badai El Nino yang sangat aktif mempunyai frekuensi kejadian yang relatif kecil.
Para peneliti Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) bahkan menggunakan data Nilometer untuk meneliti aktivitas Matahari di masa lampau yang terkait dengan fenomena cuaca. Alexander Ruzmaikin dan Joan Feynman dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, bersama dengan Yuk Yung dari California Institute of Technology pada 2007 menganalisis data ketinggian air Sungai Nil tahunan dari 622 sampai 1470 M. Data ini lalu dibandingkan dengan catatan sejarah lain pada periode sama di tempat lain, yaitu observasi atas penampakan cahaya aurora di belahan Bumi Utara.
Aurora muncul di belahan utara dan selatan Bumi akibat massa yang dilontarkan korona saat terjadi badai Matahari bertemu dengan medan magnet Bumi, bisa menjadi penanda aktivitas Matahari. Ketinggian air Sungai Nil dan catatan aurora mempunyai variasi regular yang mirip dalam periode 88 tahun untuk Nil dan 200 tahun untuk aurora.
Feynman mengatakan bahwa catatan nilometer sangat akurat dan datanya diambil langsung saat keja dian. Sementara, warga di Eropa Utara dan Timur Jauh, punya kebiasaan rutin mencatat fenomena munculnya aurora karena meyakini cahaya langit itu berpotensi mendatangkan bencana, misalnya, kematian raja.
Nil yang airnya bersumber dari Danau Tana di Ethiopia dan Danau Victoria di Tanzania merepresentasikan kondisi Afrika wilayah ekuator. Mengingat iklim Afrika terkait erat dengan variabilitas iklim di Samudra Hindia dan Atlantik, maka data Nilometer bisa dikaitkan dengan iklim global.
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research itu, para peneliti NASA menyimpulkan bahwa variasi energi Matahari menimbulkan perubahan pola iklim Bumi yang disebut Modus Annular Utara. Di permukaan laut, fenomena ini dikenal sebagai Osilasi Atlantik Utara yang memengaruhi sirkulasi udara Atlantik. Selama periode tingginya aktivitas Matahari, osilasi ini juga memengaruhi cuaca di Samudra Hindia yang kemudian memengaruhi sirkulasi udara dan hujan di Sungai Nil. Jika aktivitas Matahari tinggi, ketinggian air Nil lebih rendah dan sebaliknya.
Selasa, 17 Juli 2012
Holocaust: Antara Mitos dan Fakta
Dalam lembaran sejarah dunia tragedi Holocaust sangat penting bagi bangsa Yahudi ,karena tragedi tersebut berhasil mengundang simpati masyarakat internasional terhadap Yahudi.Kemudian oleh bapak Zionisme, Theodore Herzl dikemas dengan rapi “The Protocol Of Bassel”tersebut ,yang selanjutnya merupakan titik tolak bagi “pembenaran”berdirinya Judastate di Palestina.Holocaust yang kononnya di lakukan oleh Nazisme pimpinan Adolf Hitler terhadap jutaan orang yahudi itu ,tetapi sekarang masalah tersebut semakin kontroversial .
Penyangkalan terhadap Holocaust semakin sengit ,sebagaimana yang terjadi di Rumania ,bahkan di negara Paman Sam sendiri yang merupakan pendukung utama Israel hal itu terus terjadi. Dan Salah seorang anggota Parlemen Rumania dengan keras menyangkalnya .Anggota Parlemen dari partai sosialis demokrat Rumania yang bernama Sova itu mengtakan,bahwa ketika pasukan Nazi Jerman menduduki Rumania hanya 24 orang Yahudi yang tewas,karena Nazi Jerman memang tidak melakukan apa yang dinamakan Holocaust itu.
Statement Sova tersebut segera mendapat kecaman dari berbagai pihak,bahkan termasuk dari partai sosialis demokrat sendiri .Dalam konteks ini,Ketua Partai Sosialis Demokrat (PSD)Rumania Victor Ponta mengecam keras pernayataan Sova,serta menganjurkannya supaya segera mencabut perkataan yang menyakiti Yahudi tersebut.Namun sampai sekarangpun Sova masih tetap dengan kokoh mempertahankan argumentasi yang di anggapnya benar itu,bahwa kekejaman Nazi Jerman terhadap orang-orang Yahudi di Rumania tidak pernah terjadi karena perlindungan dari Ion Antonisco,penguasa Rumania saat itu.
Sementara itu dua organisasi kemanusiaan Rumania mengajukan protes keras pula,malahan berupaya untuk mempidanakan Sova terhadap pernyatannya tersebut.Organisasi kemanusiaan Rumania itu adalah,Romani Crisis dan MCA Rumania. Kelihatannya konsekuwensinya bagi orang yang menyangkal adanya Holocaust itu berat juga,dan Sova sekarang terancam akan di copot dari keanggotaannya di parlemen Rumania bahkan akan di pidanakan pula.
Walaupun resikonya yang relatif besar bagi orang-orang yang yang menyangkal Holocaust tersebut, namun tetap masih ada juga pihak-pihak yang coba melawannya dengan mengatakan bahwa Holocaust tersebut merupakan kebohongan paling hitamn dalam sejarah.Pernyataan ini justeru keluar dari mulut salah seorang politisi Partai Demokrat ,Partainya Barack H.Obama .Dan apa -apa yang dikatakan oleh politisi Demokrat itu ,Arthur John sebagai reaksinya terhadap propaganda anti Arab,Iran,China yang dilancarkan kandidat capres dari Partai Republik tersebut.
Sebagaimana pidato PM Israel Benyamin Netanyahu di depan Sidang AIPAC yang mengatakan, bahwa sekiranya Iran tidak segera di hentikan,maka Israel akan mengalami Holocaust sebagimana dilakukan Nazi Jerman dahulu.Lalu Benyamin Netanyahu menyamakan Iran dengan Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler, karenanya perlu segera di hentikannya dengan serangan militer bukan dengan sanksi ekonomi dan sanksi politik ,ataupun jalur diplomatik sebagaimana dikehendaki Barack H.Obama. dan sekutun lainnya.
Perkataan PM Israel ,Benyamin Netanyahu di sidang AIPAC tersebut mendapat kecaman pedas dari berbagai pihak di Israel sendiri..Mantan menteri pertahanan Israel,Shaul Moufaz dan politisi oposisi Tzipi Livni mengecam keras pernyataan tersebut.Tzipi Livni dan Zehava Gal On menyebutkan,bahwa pernyaan gila Netanyahu hanya untuk mengalihkan perhatian dari soal domistiknya kesoal ancaman Iran.Ia mengatakan tidak ada ancaman,dan tidak semua ancaman itu Hitler.Memang para politisi ekstrimis s ayap kanan seperti Benyamin Netanyahu,Avigdor Lieberman itu sangat anti terhadap bangsa-bangsa non Yahudi.
Apalagi terhadap bangsa Parsia (Iran)masih dianggapnya seperti Nazi Jerman yang mengancam eksistensi Israel,padahal di Iran sendiri sampai sekarang terdapat puluhan ribu warga Iran keturuan Yahudi yang baik-baik saja dengan rejim Teheran.Bahkan dari sejarah perjalanan bangsa Yahudi ,justeru bangsa Parsia yang mengembalikan bangsa Yahudi dari pembuangan Babilonia dahulu.Kemungkinan dalam konteks inilah sehingga apa yang diucapkan Benyamin Netanyahu di pertemuan AIPAC tersebut mendapat kecaman keras dari politisi Israel sendiri.Terlepas dari benar tidaknya Holocaust ,antara mitos atau faktanya itu namun semua manusia harus menentang kejahatan terhadap kemanusiaan apapun alasannya.
credit :
http://sejarah.kompasiana.com/2012/03/09/holocaust-antara-mitos-dan-fakta/
Sabtu, 14 Juli 2012
Sejarah Kehidupan Bangsa Viking
Rabu, 11 Juli 2012
5 Fakta tentang Turki